Bandung Barat – Untuk menjaga waduk PLTA Saguling tetap bersih dari sampah dan gulma eceng gondok, PT Indonesia Power telah menjalankan program biomass operating system of Saguling (BOSS). Upaya ini penting agar waduk yang difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) tersebut bisa terus dioptimalkan.
General Manager Saguling Power Generation Operation and Maintenance Services Unit (POMU) PT Indonesia Power Rusdiansyah menyampaikan, BOSS merupakan program pemanfaatan sampah dan gulma air yang ada di permukaan waduk Saguling berupa eceng gondok yang tumbuh dan yang terbawa dari aliran sungai Citarum menjadi bahan bakar pembangkit listrik (briket).
BOSS juga merupakan program unggulan PT Indonesia Power dalam mewujudkan program utama “Saguling Clean”, yaitu Saguling yang bersih dari sampah dan gulma air, sehingga waduk dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan.
“Kegiatan ini juga bisa menjadi salah satu alternatif alih profesi petani keramba jaring apung di perairan waduk Saguling menjadi petani briket,” kata Rusdiansyah di acara media gathering yang digelar Indonesia Power di PLTA Saguling, Jumat (12/11/2021), dilansir beritasatu.com.
Direktur Utama Indonesia Power M. Ahsin Sidqi menyampaikan, kualitas air di waduk Saguling memang harus terus dijaga. Hal ini juga sangat bergantung pada budaya masyarakat di sekitar sungai Citarum.
“Ketergantungan kita kepada masyarakat memang ada untuk menjaga kelestarian daerah aliran sungai, sehingga debit air tetap cukup untuk menggerakan turbin-turbin di PLTA,” kata Ahsin.
PLTA Saguling POMU sendiri memiliki kapasitas 844 megawatt (MW) yang berkontribusi sebesar 2,7% dari sistem Jawa-Bali yang memiliki total kapasitas 27.700 MW. Tiga fungsi utama yang diemban PLTA Saguling POMU antara lain sebagai baseload, stabiliser, serta mengurangi emisi karena menggunakan EBT. Listrik ramah lingkungan dari PLTA Saguling disalurkan melalui Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Saguling dan diinterkoneksikan ke jaringan se-Jawa dan Bali melalui Saluran Utama Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kilo Volt (kV).
“Fungsinya selain sebagai tambahan untuk menyuplai listrik di Jawa Bali, juga mengamankan Jawa Bali apabila terjadi gangguan listrik,” ujar Ahsin. (*/cr2)