Site icon KLIKSultra.com

Kemenag siap fasilitasi Muktamar ke-20 Mathla’ul Anwar

Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar (PBMA) KH Ahmad Sadeli Karim (ketiga dari kiri) usai diterima Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Prof. Oman Fathurohman (ketiga dari kanan) di Jakarta, Selasa, 23 Februari 2021 (Foto: Istimewa)

Jakarta – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menyatakan dukungannya terhadap penyelenggaraan muktamar ke-20 dan peringatan ulang tahun ke-105 Mathla’ul Anwar yang akan dilaksanakan di Jakarta dalam waktu dekat.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Prof. Oman Fathurahman ketika menerima audiensi Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) di Jakarta, Selasa (23/2/2021).

Pada kesempatan itu Plt Dirjen PHU Kemenag didampingi oleh Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Dr. H. Muhajirin Yanis.

Menurut Prof. Oman, bentuk dukungan Kemenag adalah dipersilahkannya Mathla’ul Anwar untuk melaksanakan muktamar dan memperingati hari ulang tahunnya yang ke-105 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur.

“Sesuai amanat Menteri Agama, Asrama Haji itu bukan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan haji, namun juga harus memiliki fungsi sosial dan edukasi,” kata profesor bidang filologi itu saat menerima audiensi jajaran PBMA yang dipimpin Ketua Umum KH Ahmad Sadeli Karim.

Menanggapi pernyataan Plt Dirjen PHU Kemenag, Ketua Umum PBMA menyampaikan ucapan terimakasih atas kesediaan Kemenag untuk mendukung pelaksanaan Muktamar XX dan HUT ke-105 Mathla’ul Anwar di Jakarta dalam waktu dekat itu.

Usai bertemu Plt Dirjen PHU Kemenag, KH Sadeli Karim kepada pers menjelaskan, Muktamar ke-20 Mathla’ul Anwar seharusnya dilaksanakan pada 2020, namun diundur ke tahun 2021 karena adanya pandemi COVID-19, dengan harapan pendemi sudah mereda.

Di tengah situasi pandemi yang belum kunjung mereda, PBMA kemudian berketetapan melaksanakan muktamar, tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Kita akan mewajibkan semua peserta yang hadir membawa hasil swab antigen dengan keterangan negatif. Selain itu semua peserta wajib menerapkan prinsip 5M, yakni mengenakan masker standar selama acara, menjauhi kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, dan membatasi mobilitas,” kata Ketua Umum PBMA.

Ia juga mengemukakan, dalam rangka menerapkan protokol kesehatan, pihaknya hanya mengizinkan 10 persen peserta yang hadir secara secara fisik, yaitu sekitar 100 orang. Sedangkan sisanya mengikuti secara virtual di kediaman masing-masing.

Menurut KH Sadeli Karim, PBMA juga terus berkoordinasi dengan Pemprov DKI untuk menyiapkan muktamar di Jakarta agar penyelenggaraannya berjalan lancar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Terkait calon Ketua Umum PBMA mendatang, ia mengatakan, pada prinsipnya Mathla’ul Anwar menginginkan tokoh yang mampu bekerjasama dengan semua pihak, termasuk dengan Pemerintah dan semua Ormas Islam.

Tetapi, sebagaimana diliput media massa, dalam pidato Muktamar Mathla’ul Anwar pada 2015 di Pandeglang, di hadapan Presiden Jokowi, KH Sadeli Karim mengatakan bahwa Mathla’ul Anwar akan selalu mendukung program Pemerintah, namun tak segan mengoreksi jika Pemerintah melakukan kekeliruan.

Sementara itu Ketua Steering Committee (SC) Mohammad Zen mengatakan, agenda Muktamar Mathla’ul Anwar 2021 adalah pemilihan Ketua Umum PBMA periode 2021-2026, selain juga penyempurnaan AD-ART, perumusan program kerja, dan penyampaian rekomendasi, baik internal maupun eksternal.

Zen juga mengemukakan, tema muktamar Mathla’ul Anwar kali ini adalah “Menata ummat, merekat bangsa”. Menurutnya, Ormas yang kini berusia 105 tahun dan mempunyai perwakilan di hampir semua provinsi dan di beberapa negara itu perlu terus menata ummat agar menjadi ummat yang harmonis dan sejahtera.

Dalam suasana pandemi saat ini polarisasi ummat sangat terasa karena adanya perbedaan pandangan, baik dalam pandangn politik maupun dalam segi kehidupan lainnya.

“Tetapi kita tidak mungkin menghilangkan perbedaan, karena perbedaan itu adalah fitrah”. Apa yang harus kita lakukan adalah menata perbedaan itu agar tidak menimbulkan benturan,” kata Zen.

Ketua SC Muktamar ke-20 Mathlaul Anwar itu juga menyatakan, kondisi bangsa saat ini perlu terus didekatkan dan direkatkan agar tidak bercerai berai dan menjadi lemah.

“Sesuai sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, kita bangsa Indonesia harus bersatu. Dengan persatuan kita akan mampu menjadi bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”, katanya.

Dalam upaya memeriahkan rangkaian muktamar, Zen juga mengatakan bahwa pihaknya akan melaksanakan webinar yang menampilkan tokoh-tokoh nasional lintas Ormas Islam dalam upaya turut memperlancar koordinasi dan komunikasi dalam menata umat dan merekatkan bangsa.  (*/red)

 

Exit mobile version